PPSDM Itera Gelar Pelatihan Psychological First Aid untuk Dosen Wali, Perkuat Dukungan Kesejahteraan Mental Mahasiswa

Institut Teknologi Sumatera (Itera) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) menggelar Pelatihan Psychological First Aid (PFA) bagi dosen wali, Selasa, 25 Februari 2025, di Aula Gedung Kuliah Umum 1 (GKU1). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan peran dosen wali sebagai pendamping akademik sekaligus memberikan dukungan psikologis bagi mahasiswa.

Pelatihan ini membekali dosen wali dengan keterampilan dasar dalam memberikan pertolongan pertama psikologis bagi mahasiswa yang menghadapi berbagai tantangan. Ke depan, program serupa akan diperluas untuk seluruh civitas akademika Itera, termasuk tenaga kependidikan dan dosen dari berbagai bidang, guna membangun jejaring dukungan psikologis yang lebih luas di lingkungan kampus.

Hadir sebagai narasumber, Anggun Dwi Chayani, S.Psi., M.Psi., dan Tansri Adzian Syah, S.Psi., M.Psi., yang merupakan ahli di bidang psikologi pendidikan dan pendampingan psikososial. Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya memperoleh pemahaman dasar tentang PFA dan teknik komunikasi empatik, tetapi juga praktik langsung menerapkan tiga langkah inti PFA, yakni Look, Listen, Link, yang mencakup mengamati tanda-tanda distress pada mahasiswa, mendengarkan dengan pendekatan aktif tanpa menghakimi, serta menghubungkan individu dengan layanan profesional atau dukungan lanjutan yang sesuai.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Itera, Prof. Dr.Eng. Khairurrijal, M.Si., menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh civitas akademika dalam mendukung kesejahteraan mental mahasiswa. “Mahasiswa menghadapi tantangan tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga psikologis. Melalui pelatihan ini, kami ingin dosen wali dan seluruh sivitas akademika menjadi first responder yang mampu memberikan dukungan awal. Ke depan, peserta yang telah menyelesaikan pelatihan akan diakui sebagai konselor PFA di lingkungan kampus, sehingga ekosistem pendampingan semakin kuat,” ujar Prof. Khairurrijal.

“Mahasiswa menghadapi tantangan tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga psikologis. Melalui pelatihan ini, kami ingin dosen wali dan seluruh civitas akademika menjadi first responder yang mampu memberikan dukungan awal.”

Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Itera, Handoyo, S.Si., M.T., Ph.D., menambahkan bahwa integrasi PFA ke dalam kompetensi dosen wali adalah langkah strategis untuk mendukung keberhasilan akademik mahasiswa. “Mahasiswa dengan kesehatan mental yang baik akan lebih optimal dalam belajar. Kami mendukung penuh inisiatif ini, termasuk rencana melibatkan seluruh civitas akademika sebagai bagian dari sistem pendukung. Konselor PFA yang terlatih akan menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan kampus yang lebih peduli dan manusiawi,” jelasnya.

Pelatihan ini diikuti oleh puluhan dosen wali dari berbagai program studi di Itera. Para peserta antusias mengikuti sesi diskusi, simulasi kasus, dan praktik langsung teknik Look, Listen, Link. Ke depan, PPSDM Itera berencana membuka pelatihan serupa untuk tenaga kependidikan, mahasiswa, dan dosen umum agar semakin banyak pihak yang mampu berperan sebagai konselor PFA.

Dengan adanya pelatihan ini, Itera berharap tercipta budaya saling peduli di lingkungan kampus. Dosen wali dan civitas akademika yang telah terlatih diharapkan dapat proaktif dalam memberikan dukungan psikologis awal sekaligus menjadi penghubung mahasiswa dengan layanan profesional jika diperlukan. Langkah ini sejalan dengan visi ITERA dalam membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berfokus pada kesejahteraan holistik warga kampus. (Rilis/Humas)

LPMPP Itera dan Kemenkumham Lampung Perkuat Layanan Kekayaan Intelektual

Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Institut Teknologi Sumatera (Itera) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Provinsi Lampung memperkuat sinergi dalam meningkatkan layanan Kekayaan Intelektual (KI) di lingkungan akademik. Komitmen ini ditandai dengan pertemuan tim LPPM Itera dan Kemenkumham Provinsi Lampung, beberapa waktu lalu, di Ruang Rapat Gedung C Itera.

Pertemuan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan kekayaan intelektual serta mendorong inovasi dan pengembangan teknologi di kampus. Hadir dalam pertemuan tersebut, Kepala LPMPP Itera diwakili oleh Sekretaris LPMPP, Sahid, S.T., M.T., dan Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kemenkumham Lampung, Benny Daryono, S.H., M.E.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kemenkumham Lampung, Benny Daryono, S.H., M.E., menegaskan kesiapan pihaknya dalam mendukung Itera untuk meningkatkan kualitas layanan KI. “Kami siap mendampingi Itera dalam menyempurnakan sistem pelayanan kekayaan intelektual, baik dari segi administrasi maupun penyelesaian permohonan yang masih tertunda,” ujar Benny.

Kepala Bidang Kekayaan Intelektual Kemenkumham Lampung, Yanvaldi Yanuar, S.Kom., M.A.P., menambahkan bahwa layanan KI tahun 2025 akan lebih berfokus pada desain industri. “Kami berharap jumlah pendaftaran kekayaan intelektual di Itera meningkat signifikan. Selain itu, kami juga berupaya mengatasi kendala yang terjadi pada tahun 2023 dan 2024,” kata Yanvaldi.

“Kami berharap jumlah pendaftaran kekayaan intelektual di Itera meningkat signifikan. Selain itu, kami juga berupaya mengatasi kendala yang terjadi pada tahun 2023 dan 2024″

Dari pihak Itera, Sekretaris LPMPP, Sahid, S.T., M.T., menekankan pentingnya penguatan sistem manajemen kekayaan intelektual di kampus. “Itera harus terus meningkatkan kesadaran sivitas akademika tentang pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual. Diperlukan strategi yang lebih sistematis dalam mengelola inovasi agar memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan industri,” ungkap Sahid.

Ketua Pusat Kelola Karya Intelektual (PKKI) Itera, Devia Gahana Cindi Alfian, S.T., M.Sc., turut menyoroti pentingnya dukungan dari berbagai pihak dalam meningkatkan pemahaman mengenai KI. “Kami berharap semakin banyak sivitas akademika yang memahami urgensi perlindungan kekayaan intelektual. Selain itu, diperlukan sistem yang lebih terstruktur untuk mendukung proses pendaftaran KI,” ujar Devia. Ia juga menekankan perlunya peningkatan kapasitas dalam penyusunan dokumen paten agar kualitas permohonan semakin baik.

Selain perwakilan Kemenkumham, pertemuan ini juga dihadiri oleh tim PKKI Itera dan sejumlah akademisi. Dalam kesempatan tersebut, Kemenkumham menyampaikan pentingnya sosialisasi yang lebih luas mengenai KI bagi akademisi dan peneliti. Kemenkumham juga menawarkan pendampingan dalam penyelenggaraan sosialisasi, baik secara daring maupun luring, guna meningkatkan pemahaman sivitas akademika Itera tentang prosedur dan manfaat perlindungan KI.

Sebagai tindak lanjut, kedua pihak sepakat untuk menyelenggarakan sesi sosialisasi dan pendampingan khusus bagi dosen serta peneliti di Itera. Diharapkan sinergi yang semakin erat ini dapat mengoptimalkan layanan KI di lingkungan akademik, mendukung inovasi, serta memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. (Rilis/Humas)

Peluncuran Pedoman Kurikulum 2025 oleh Pusat Kurikulum dan Pengembangan Pembelajaran

Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) melalui Pusat Kurikulum dan Pengembangan Pembelajaran (PKPP) menyelenggarakan Sosialisasi Pedoman Kurikulum Institut Teknologi Sumatera pada Rabu, 5 Februari 2025 di Aula Gedung Kuliah Umum 1 (GKU-1), Itera. Kegiatan tersebut meliputi Sosialasi Pedoman Kurikulum, Kurikulum Tahap Persiapan Bersama (TPB), Pembelajaran Mata Kuliah Luar Program Studi (MLPS), dan Tugas Akhir 2025.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Itera Prof.Dr. Eng. Khairurrijal, Kepala LPMPP Itera, Dr. Handoyo, S.Si., M.T., Sekretaris LPMPP Itera, Bapak Sahid, M.Sc, Para Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas, Prof. Ibnu Syabri, B.Sc., M.Sc., Ph.D. dari Kelompok Keahlian KK Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota, Para Koordinator Program Studi dan Koordinator Kurikulum Program Studi.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Itera, Prof. Dr. Eng Khairurrijal, dalam sambutannya, mengapresiasi peningkatan kualitas kurikulum dan pengembangan pembelajaran Itera. Beliau berharap, program studi yang ada di Itera dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya selama sosialisasi dan memanfaatkan kesempatan ini  sebaik mungkin sehingga program studi dapat menyusun kurikulum dengan baik. Beliau juga mengapresiasi kinerja Tim PKPP.

“Terbitnya Pedoman Kurikulum baru, memberi semangat program studi untuk memulai menyusun kurikulum baru tahun 2025 – 2029, kurikulum baru akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2025/2026”

Sementara itu, Dr. Nono Agus Santoso, S.Si., M.T. selaku Kepala Pusat Kurikulum dan Pengembangan Pembelajaran Itera dalam memaparkan materi Sosialisasi Pedoman Kurikulum, berharap dengan terbitnya Pedoman Kurikulum baru, program studi sudah mulai menyiapkan rancangan kurikulum baru tahun 2025 – 2029. Pedoman Kurikulum 2025 ini diterbitkan dengan memperhatikan Peraturan Rektor Nomor 4 Tahun 2024 Tentang Profil Lulusan, Capaian Pembelajaran Lulusan, Struktur Kurikulum, dan Konversi MBKM Institut Teknologi Sumatera. Peraturan Rektor Nomor 5 Tahun 2024 Tentang Penyusunan, Pemonitoran, Evaluasi, Pengembangan, Pemutakhiran, dan Penetapan Kurikulum Institut Teknologi Sumatera,” tambahnya.

Itera Tuan Rumah Seminar IABEE : Mendorong Standar Internasional untuk Pendidikan Teknik yang Unggul

Institut Teknologi Sumatera (Itera) menjadi tuan rumah Seminar Awareness IABEE (Indonesian Accreditation Board for Engineering Education) yang diselenggarakan pada Rabu, 19 Februari 2025, di Gedung Kuliah Umum 2 Itera. Acara ini menghadirkan para pemangku kepentingan dari berbagai perguruan tinggi di Provinsi Lampung, baik dari lingkungan internal Itera maupun eksternal, termasuk Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, Institut Teknologi dan Bisnis Diniyyah Lampung, Universitas Bandar Lampung, Institut Maritim Prasetiya Mandiri, Universitas Teknokrat Indonesia, Universitas Saburai, Universitas Muhammadiyah Metro, Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama Lampung, STMIK Kalirejo, Universitas Mitra Indonesia, dan Universitas Malahayati.

Seminar ini menghadirkan narasumber utama dari IABEE, yaitu Prof. Dr. Ir. Muhammad Romli, M.Sc.St., IPU (Ketua Komite Eksekutif), Ir. Arief Syaichu-Rohman, M.EngSc., Ph.D. (Ketua Komite Evaluasi dan Akreditasi), dan Ir. Berlian Kushari, S.T., M.Eng., IPM, ASEAN Eng. (Sekretaris Jenderal IABEE). Dalam pemaparannya, para narasumber menjelaskan bahwa IABEE secara khusus mengadopsi pendekatan Outcome-Based Education (OBE), yang menekankan pada capaian pembelajaran lulusan agar siap menghadapi tantangan industri global.

Acara dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Itera, Ir. Arif Rohman, S.T., M.T., serta Kepala Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran Itera, Handoyo, S.Si., M.T., Ph.D. Dalam sambutannya, perwakilan Itera menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar ini dan menegaskan pentingnya akreditasi IABEE dalam meningkatkan standar pendidikan teknik di Indonesia serta mendorong daya saing lulusan di tingkat global.

Seminar ini mencakup pemaparan mendalam mengenai kebijakan dan prosedur akreditasi IABEE, serta sesi coaching yang memungkinkan interaksi langsung antara perwakilan IABEE dan peserta. Para dosen serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi memanfaatkan kesempatan ini untuk berdiskusi mengenai penerapan standar akreditasi dalam kurikulum pendidikan teknik serta tantangan yang dihadapi dalam proses implementasinya.

Sebagai tuan rumah, Itera mendukung penuh upaya peningkatan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi yang dilakukan oleh IABEE. Melalui seminar ini, diharapkan semakin banyak perguruan tinggi yang memahami dan menerapkan standar akreditasi berbasis OBE, sehingga lulusan pendidikan teknik di Indonesia memiliki kompetensi unggul dan diakui secara internasional.